Powered by Blogger.

Politikus Yang Bermain Saham

Posted by Saham Ceria

Politikus Yang Bermain Saham
Tahun 2014 merupakan tahun pemilu. Tanggal 09 April 2014 dilangsungkan pemilu legislatif dan 09 Juli 2014 dilangsungkan pemilu presiden dan wakil presiden. Naiknya suhu politik mulai terasa ketika PDI-P mengusung Jokowi sebagai capres sejak pertengahan Maret 2014 dan harus berhadapan dengan kubu Gerindra yang mengusung Prabowo. Hari dimana pengumuman itu dilakukan, tepatnya 14 Maret 2014 IHSG rally dengan perkasa dan mencatatkan kenaikan +3,2%. Sampai ini hari kejadian itu dikenal sebagai Jokowi Effect. Sejak itu berbagai dinamika yang terjadi di bursa saham di tahun 2014 selalu dikait-kaitkan dengan suhu politk ini.

Tidak cuma di arena politik, suhu politik itu pun terasa sampai ke bursa saham. Bursa saham bergejolak. Naik turunnya indeks saham selalu dihubung-hubungkan dengan politik. IHSG naik artinya pasar optimis pada Jokowi. IHSG turun artinya mungkin investor mengantisipasi kalau-kalau Prabowo yang naik jadi presiden. Waktu IHSG lemas tak bergairah, diartikan mungkin pasar sedang menunggu keputusan resmi KPU, ataupun MK atas gugatan kubu Prabowo, ataupun menunggu pelantikan Jokowi 20 Oktober 2014 nanti. Hmm... ini sudah terlalu berlebihan. Atau bahkan terlalu gila menurut saya. Pasar tidak seperti itu.

Pada awal-awal tahun 2014 di sebuah forum saya pernah menuliskan optimis bahwa IHSG akan mencapai 53xx atau bahkan 54xx di tahun 2014 ini. Tulisan tersebut mendapat tanggapan dari seorang user. Ia mempertanyakan kenapa saya begitu yakin. Apa kira-kira katalisnya? Karena menurutnya pemilu tahun ini akan cukup panas dan itu tentunya akan jadi sentimen negatif buat pasar saham. Saya tidak tahu model analisa seperti itu. Kenapa kita berbicara seperti politikus saja? Mau suhu politik panas atau dingin, itu tidak ada hubungannya, terkecuali ada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang jelas-jelas merugikan investor, atau perang. Di luar itu, akan terlalu berlebihan memasukkan faktor politik ke dalam analisa saham.

Ketika politikus bermain saham, di dalam otaknya cuma menghubung-hubungkan politik dengan pergerakan saham. Entah dimana diletakkannya analisa teknikal, entah dimana analisa fundamental. Semuanya menguap seperti asap kena siram air hujan. Saya tidak katakan kalau politik itu tidak penting. Tapi yang paling penting itu adalah dampak yang dihasilkan dari sebuah kebijakan politik. Kalau ternyata tidak ada kebijakan apapun yang merugikan, ataupun belum ada, ya berarti kita tidak perlu mikir yang muluk-muluk. Cek lagi TA. Cek lagi FA. Dan lihat apakah indeks bisa merangkak naik lebih tinggi.

Mestinya analisa saham itu tidak sulit, tapi jangan dipermudah. Mestinya analisa saham itu tidak mudah, tapi jangan dipersulit. Selain perang dan kebijakan yang merugikan investor, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari sebuah analisa politik. This's so simple, and so be it.

Related Post



Post a Comment