Powered by Blogger.

Sell In May and Go Away, Strategi Investasi?

Sell In May and Go Away, Strategi Investasi?
Sell in May and Go Away merupakan salah satu strategi investasi saham yang didasarkan pada teori bahwa periode dari November ke April memiliki pertumbuhan saham yang di atas rata-rata ketimbang bulan-bulan yang lain. Kerap juga disebut sebagai indikator Halloween. Nampaknya alasan kuat di balik strategi tersebut semata-mata alasan probabilitas, dimana potensi untuk mendapatkan profit pada rentang November ke April itu lebih besar ketimbang Mei ke Oktober. Secara kebetulan, rata-rata titik terendah IHSG biasanya berada di bulan September-Oktober, sehingga rally bisa dimulai di bulan November atau sesudahnya.

Kalau sudah berbicara tentang rentang waktu, kita tak lagi berbicara soal mitos atau fakta, melainkan probabilitas. Dengan gambaran strategi yang demikian, kita bisa memahami betapa orang-orang di luar sana memburu strategi investasi hingga membahasnya ke rentang bulan-bulan tertentu. Sell In May and Go Away jelas merupakan saran untuk melepaskan saham di bulan Mei dan masuk kembali di bulan November nanti. Kita akan bahas sedikit soal ini.

Alasan Mempelajari Analisis Teknikal

Alasan Mempelajari Analisis Teknikal
Harga saham akan mengikuti valuasinya. Valuasi saham sangat ditentukan oleh kinerja emiten. Dengan mempelajari analisis fundamental, maka besar peluang untuk bisa memprediksi harga saham nantinya. Itu merupakan salah satu dari sekian banyak alasan untuk mempelajari analisis fundamental. Saya sendiri juga berkali-kali menyampaikan di blog ini bahwa hal pertama yang kudu dipelajari di saham adalah analisis fundamental. Strong recommended lebih enak didengar jika tidak mau dibilang wajib.

Buat analisis teknikal, biasanya ada banyak pendapat miring seputar ini. Analisis teknikal tidak memiliki metode buat menganalisis valuasi saham. Asumsi pergerakan saham semata-mata disandarkan pada psikologis fear and greedy. Fear menciptakan supplai, dimana orang berlomba-lomba buat jualan, sedangkan greedy menciptakan demand, dimana orang berlomba-lomba buat beli. Nilai psikologis itu diformulasikan ke dalam oscillator yang nantinya akan menandai zona psikologis overbought (terlalu tamak) dan oversold (terlalu takut). Itu jelas bukanlah valuasi saham. Dengan analisis sarat dengan penilaian subjektif seperti itu, apa sebenarnya alasan penting buat mempelajari analisis teknikal?

Belajar Trading Saham Buat Mahasiswa

Belajar Trading Saham Buat Mahasiswa
BEI semakin gencar mengenalkan pasar modal ke mahasiswa. Caranya adalah lewat seminar hingga membuat pojok bursa di universitas terkait. Mahasiswa merupakan pangsa yang sangat bagus, dimana mereka berpeluang untuk membentuk grup investasi yang membahas segala yang berkaitan dengan pasar modal. Sebagai orang-orang yang terdidik, mahasiswa diharapkan bisa menjadi role model dari sebuah generasi kekinian. Kamu belum ngetrend kalau belum trading di saham, kira-kira seperti itulah pesan yang ingin disampaikan.

Tahun 2011 BEI pernah memberikan penghargaan kepada pojok bursa kepada 4 universitas yaitu :
  • Untuk kategori Pengembangan dan Inovasi, Universitas Muhammadiyah Malang keluar sebagai pemenangnya.
  • Untuk kategori Aktivitas Edukasi dan Pemerataan Informasi, Universitas Kristen Duta Wacana dari Yogyakarta keluar sebagai pemenang.
  • Untuk kategori galeri pojok BEI teraktif berdasarkan aktivitas transaksi dari nilai transaksi, keluar sebagai pemenang adalah Universitas Surabaya.
  • Untuk kategori galeri pojok bei teraktif berdasarkan aktivitas transaksi dari jumlah rekening efek, Universitas Sangga Buana (YPKP) Bandung keluar sebagai pemenangnya.
Mengingat animo mahasiswa ke pasar modal begitu tinggi, tidak ada salahnya saya mencoba memberi beberapa saran di sini.

Breakout, Berbagi Cerita Seputar Seni Pendobrak Tembok

Breakout, Berbagi Cerita Seputar Seni Pendobrak Tembok
Metode trading yang paling banyak digunakan tidak hanya oleh trader pemula, tapi juga trader profesional, adalah metode breakout. Selain karena sangat mudah dipahami, metode ini juga disinyalir banyak menghasilkan trader-trader sukses. Kunci suksesnya berada pada kesederhanaannya. Semakin menarik karena model breakout ini ada banyak variasinya, mulai dari horizontal (seperti fractal, T3B, darvas box, fibonacci), diagonal (seperti trendline, pola), dinamis (seperti MA, O, H, L, C, VWAP), dan sebagainya.

Breakout merupakan kondisi dimana harga berhasil menembus support / resisten yang ditandai. Contoh : saham A memiliki support di 450 dan resisten di 520. Jika harga turun lebih rendah dari 450, maka disebut breakout support. Sebaliknya, jika harga naik lebih tinggi dari 520, maka disebut breakout resisten. Sengaja saya jelaskan ini lebih dahulu agar sobat mengetahui bahwa pemahaman saya tentang breakout itu sama seperti trader-trader lainnya. Saya tak punya definisi lain soal breakout.

Dunia Saham, Sebuah Panorama

Dunia Saham, Sebuah Panorama
Dunia saham itu seperti apa? Sebenarnya dunia saham itu tak jauh berbeda dengan dunia bisnis lainnya. Hanya saja saham merupakan instrumen finansial yang bisa diperjual belikan, maka ia disebut bisnis finansial. Sedangkan di bisnis riil, yang diperjual belikan itu produknya yang bukan instrumen finansial. Seberapa penting saham ini buat perusahaan? Apakah naik turun harganya mempengaruhi kinerja perusahaan?

Sekarang ini banyak perusahaan yang berupaya go public. Pembiayaan dari bursa saham diyakini jauh lebih efektif dan efisien ketimbang mengajukan pinjaman ke bank. Lagipula kekuatan modal investor bisa mencapai 10x lipat dari bank. Semakin banyak perusahaan yang terdaftar di bursa, maka semakin besar kapitalisasi bursa tersebut, yang berdampak semakin banyak pula modal yang berputar. Perusahaan hanya perlu menunjukkan kinerja terbaik agar investor tertarik buat menanam modal di situ.

Sampai di sini, mulai kerasa dunia saham itu agak sedikit berbeda, bukan? Walaupun secara konsep tak jauh berbeda dengan dunia bisnis lainnya. Saya akan ceritakan sedikit tentang ini.

Candlestick, Seni Membaca Grafik Saham

Candlestick, Seni Membaca Grafik Saham
Saya mewanti-wanti buat mereka yang baru terjun ke saham, janganlah terburu-buru buat mempelajari candlestick. Analisis candlestick memang terlihat menarik buat siapapun, tak terkecuali pemula, tapi sebenarnya ia merupakan seni analisis teknikal yang advanced. Bisa dimengerti bahwa godaan buat mempelajari seni teknikal yang satu ini sangatlah besar. Bukan apa-apa, setiap harinya kita selalu dihadapkan dengan grafik candlestick, sebagai grafik khas saham atau forex. (Grafik bar juga lazim digunakan, tapi kalah populer jika dibandingkan candlestick.) Tentunya sedikit banyak kita ingin tahu apa yang terjadi dengan saham tersebut jika sudah muncul Unique Three River Bottom, misalnya.

Bagi saya, candlestick menyumbang lebih dari 30% buat pemahaman analisis teknikal. Saat membangun sistem, filosofi di balik candlestick benar-benar sangat membantu saya. Hati-hati, jika candlestick digunakan langsung buat trading, maka akurasinya hanya 5%. Jika kurang memahami filosofinya, maka kita tidak akan paham apa yang hendak disampaikan oleh candlestick tersebut.

Pengalaman Menggunakan Amibroker

Pengalaman Menggunakan Amibroker
Pertama kali mengenal Amibroker itu di tahun 2008. Ada seorang teman yang berbaik hati membagi materi workshop sahamnya yang berbasis Amibroker kepada saya. Kebiasaan jelek saya, tiap kali berkenalan dengan sesuatu yang baru, saya selalu bersikap defensif. Tidak bisa langsung percaya atas keunggulan Amibroker dibandingkan produk yang lain. Lagipula, kebetulan saya tak punya referensi apapun soal keunggulan produk yang satu dengan yang lain.

Hari-hari selanjutnya, jadilah saya rutin mengutak-atik Amibroker. Programnya ringan dan sangat user friendly, namun tampilan grafiknya terlalu sederhana. Saya membayangkan software seperti ini bisa menampilkan grafik candlestick 3D yang keren. (Hehe..) Juga, kendati disediakan banyak indikator-indikator teknikal, di Amibroker tidak banyak disediakan built-in Explorer. Ini berbeda dengan Metastock yang justru sudah menyediakan banyak built-in Explorer di dalamnya

10 Orang Yang Tak Sadar Sedang Menggenggam Intan

Dia Yang Tak Sadar Sedang Menggenggam Intan
Orang Indonesia masih banyak yang mengalami sindrom inferior complex, yang merasa dirinya lebih inferior ketimbang bangsa lain. Tak cukup sampai di situ, mental priyayi yang sudah berpuluh-puluh tahun menggerogoti bangsa ini membuat orang Indonesia lebih suka mencari kerja gajian ketimbang berfikir buat wiraswasta atau membuka lapangan pekerjaan. Maka, tiap kali ada pembahasan soal investasi, apalagi mendengar istilah saham, yang terbayang di benaknya adalah itu merupakan profesinya orang-orang kaya, tanpa dia tahu bahwa gembel sekalipun bisa berinvestasi di saham asalkan mengerti caranya.

Ya ini memang soal cara. Tak ada satu pun investor atau trader yang berani mengklaim bahwa cara A yang benar, atau cara B yang lebih keren, dan sebagainya. Setiap orang memang membanggakan caranya masing-masing, tapi tak ada yang klaim cara mana yang paling benar. Jadi, sekalipun kamu merupakan pendatang baru di dunia saham, tak akan ada yang berani menyindir soal kebodohanmu di pasar saham, karena semua orang berpotensi buat menjadi sangat bodoh di sini, bersamaan dengan berpotensi buat menjadi sangat pintar.

Di sini saya ingin menggarisbawahi bahwa di luar sana ada orang-orang yang sebenarnya sangat potensial buat sukses di bursa saham, namun ia tak menyadari itu. Saya menyebutnya sebagai orang yang tak sadar sedang menggenggam intan.

7 Pintu Masuk Analisis Saham

7 Pintu Masuk Analisis Saham
Bagaimana cara menganalisis saham? Darimana saya harus memulainya? Kenapa harus mulai dari situ? Ada banyak pertanyaan-pertanyaan mendasar seputar analisis saham, pertanyaan yang tak pernah jauh-jauh dari "Gimana caranya? Gimana caranya? Gimana caranya?". Menyadari bahwa pengetahuan masih terbatas, banyaknya pertanyaan yang tak terjawab itu menjadikan banyak trader yang tak hanya kehilangan fokus, tapi juga kehilangan semangat di awal-awal belajar saham. Lebih miris lagi, ada yang sudah bertahun-tahun mempelajari saham, namun akhirnya memutuskan untuk berhenti.

Realitanya memang analisis saham itu sulit, kok. Saya akui itu. Kata kunci untuk memulai analisis ini adalah kamu harus mengakui bahwa analisis saham itu sulit. Jika kamu terlalu angkuh buat mengakui itu, biasanya dalam hitungan 1-2 tahun, kamu akan mundur teratur dari dunia saham. Namun, kamu juga harus pahami, sesulit apapun sesuatu hal, pasti ada cara buat melakukannya. Dengan kata lain, sesuatu itu dikatakan sulit karena kita belum tau caranya. Kamu hanya perlu menemukan caranya.

Saya mempelajari teori soal saham sejak tahun 2000, namun prakteknya baru dikerjakan tahun 2009. Mencoba memahami dinamika saham lewat tulisan-tulisan di buku, forum saham, membuat saya cukup yakin bisa menjalani profesi ini dengan mulus dan lancar. Namun begitu terjun ke sini, saya digebukin hingga bonyok. Kenyataan tak seindah harapan. Ternyata buku-buku masih belum bercerita banyak (atau mungkin saya yang belum terlalu banyak membaca buku). Penyebab utamanya adalah tak lain tak bukan karena saya tidak tahu pintu masuk terbaik analisis saham.

Ekonom Dadakan, Trader Dadakan, Dan Paradoks Bursa Saham

Ekonom Dadakan, Trader Dadakan, Dan Paradoks Bursa Saham
Andai rahasia bursa itu semata-mata berada pada laporan keuangan, maka para akuntan pastinya menjadi investor terkaya di dunia. Andai rahasia bursa itu semata-mata berada pada software, maka para programmer tentunya menjadi orang-orang terkaya di dunia. Andai rahasia bursa itu berada pada berita-berita yang tengah terjadi, maka para jurnalis tentunya menjadi trader-trader paling beruntung di dunia. Siklus normal bursa saham dari mulai periode bullish hingga bearish membuat pelaku pasar mau tidak mau harus memahami situasi dan kondisi ekonomi yang melatarbelakangi siklus tersebut. Semua punya tujuan yang sama. Sama-sama ingin mengetahui rahasia asli dari bursa saham.

Saat ini rupiah masih bertengger di Rp14150 terhadap dollar, dan mendadak banyak orang yang menjadi pakar ekonomi. Seolah-olah memahami, seolah-olah mengetahui duduk persoalannya. Ekonom dadakan ini dengan mudahnya melemparkan tuduhan kepada pemerintah, seolah-olah rupiah adalah satu-satunya mata uang di dunia yang melemah terhadap dollar. Jika sebuah analisis tidak adil dalam mengolah data, maka analisis itu dengan mudah sekali dipatahkan.

Jangankan di Indonesia, yang jelas-jelas warga negara AS sendiri pun bisa jadi tak suka dollarnya menguat. Bisa saja kita membahas soal ini sampai berpuluh-puluh artikel, tapi kita mesti tahu bahwa pasar saham bisa meresponnya dengan sangat berbeda sekali. Segala analisis ekonomi itu akan kembali mentah jika dihadapkan dengan pasar saham. Ia merupakan paradoks dan ilmu ekonomi bukanlah satu-satunya cara buat memahami itu semua.